Entah seperti apa Tuhan dan Semesta bekerja meracik satu hubungan dari dua insan yang keras kepalanya tak jauh berbeda. Rasa-rasanya seperti lingkaran, sulit untuk menemukan titik awal permulaan.
Bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebetulnya menjadi halaman pertama dari perkenalan kami, tapi sungguh hanya sebatas wajah dan nama, bahkan tak ada satu ruang pun yang tercipta untuk saling bertukar sapa.
Bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) selanjutnya menjadi daftar isi. Isinya hanya tempat kami bersekolah. Indri di SMA Negeri 2 Rantepao, Toraja Utara dan Inno di Seminari Menengah Sto. Petrus Claver Makassar. Lainnya diisi hanya dengan beberapa lembaran pandangan mata yang saling bertemu tak menentu di kala libur sekolah waktu itu.
Bab Pertama (Bab I) dimulai ketika kami akan beranjak memasuki bangku kuliah. Satu kepingan puzzle mulai terbentuk melalui pertemanan di social media (Facebook).
Bab dua (Bab II) dieskalasi ke dunia instagram dan whatsapp. Sekawanan puzzle kian bermunculan meski berada di tempat yang tak sama. Indri di Satya Wacana dan Inno di Sanata Dharma. Mata bahkan tak saling menyapa, namun cerita, canda, dan tawa benar-benar tercatat dengan rapi di setiap halaman telfonan yang memakan waktu hingga berjam-jam. Diam-diam indra pendengaran menumbuhkan dan menancapkan bahagia tepat di kedua dasar palung hati yang mulai belajar mengeja cinta dalam sebuah rasa.
Namun kejutan terjadi di bab Tiga (Bab III). Intensnya komunikasi yang tak kunjung diikat dalam satu hubungan yang pasti berujung pada drama bombe’ satu sama lain (saling membenci). Lucunya terdapat 1 seri dimana terjadi peristiwa klarifikasi di antara dua insan yang bahkan belum berpacaran. Maksudnya untuk menyelesaikan masalah, tapi hasilnya justru semakin parah. Kekeringan pun melanda kira-kira dua tahun lamanya.
Sesosok teman pada bab setelahnya (Bab IV), sebut saja “Busso” secara tak sengaja hadir dalam cerita dan mengungkap satu fakta bahwa sebetulnya ada rasa di antara kami berdua. Intensnya komunikasi tidak menjanjikan hubungan akan bertahan lama. Tentukan arah dan tambahkan komitmen disana. Kira-kira begitulah wejangannya. Inno kemudian memberanikan diri untuk menyambung kembali komunikasi yang sudah terputus sekian lama. Secara perlahan kenyamanan kembali tercipta dan tepat di tanggal 3 Juli 2021, kami officially berpacaran.
Satu sejarah kemudian tercipta pada bab V (lima) sebagai puncak kesimpulan dari kisah asmara kami. Tanggal 6 April 2024, kami mengikatkan diri secara serius melalui acara lamaran.
Maka dengan didorongkan oleh keinginan luhur, kami dengan ini menyatakan kemerdekaan cinta. Hal-hal mengenai pernikahan dan lain-lain akan diselenggarakan secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Makassar, 21 Desember 2024
Atas nama dua manusia yang akan berumah tangga
Indri & Inno ♥